ARIMA digunakan untunk suatu variabel (univariate) deret waktu. untuk mempermudah dalam menghitung model ARIMA dapat digunakan berbagai aplikasi diantaranya EViews, Minitab, SPSS,dll.dalam pembahasan kali ini menggunakan aplikai EViews 6.0.
Klasifikasi model ARIMA:
Autoregresif
bentuk umum dari model autoregresif dengan ordo p (AR(p)) atau model ARIMA(P,0,0) dinyatakan sebagai beikut:maksud dari autoregresif yaitu nilai X dipengaruhi oleh nilai x periode sebelumnya hingga periode ke-p. jadi yang berpengaruh disini adalah variabel itu sendiri.
Moving average
bentuk umum dari model moving average dengan ordo q (MA(q)) atau model ARIMA(0,0,q) dinyatakan sebagai beriku:maksud dari moving average yaitu nilai variabel x dipengaruhi oleh error dari varibel x tersebut.
Integreted
bentuk umum dari model integreted dengan ordo d (I(d)) atau model ARIMA(0,d,0). integreted disini adalah menyatakan difference dari data. maksudnya bahwa dalam membuuat model ARIMA syarat keharusan yang harus dipenuhi adalah stasioneritas data. apabila data stasioner pada level maka ordonya sama dengan 0, namun apabila stasioner pada different pertama maka ordonya 1, dst.Model ARIMA dibagi dalam 2 bentuk, yaitu model ARIMA tanpa musiman dan model ARIMA musiman. model ARIMA tanpa musiman merupakan model ARIMA yang tidak dipengaruhi oleh faktor waktu musim. bentuk umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.
Adapun tahap-tahapan pembuatan model ARIMA:
1. identifikasi model tentatif (sementara)
2. Pendugaan parameter
3. cek diagnostic
4. forecasting
1. Identifikasi
Pada tahap ini kita akan mencari atau menetukan p, d, dan q. penentuan p dan q dengan bantuan korelogram autokorelasi(ACF) dan korelogram autokorelasi parsial(PACF). Sedangkan ‘d’ ditentukan dari tingkat stasioneritasnya. ACF disini mengukur korelasi antara pengamatan dengan lag ke-k sedangkan PACF merupakan pengukuran korelasi antara pengamatan dengan lag ke-k dan dengan mengontrol korelasi anttara dua pengamatan dengan lag kurang dari k. atau dengan kata lain, PACF adalah korelasi antara yt dan yt-k setelah menghilangkan efek yt yang terletak diatara kedua pengamatan tersebut.
2. Pendugaan parameter
Pada tahap ini tidak akan dijelaskan secara teori bagaimana langkah-langkah menduga parameter. Mungkin teman-teman bisa mencari di referensi. Dalam menduga parameter ini sangatlah susah kalau dikerjakan secara manual. Sehingga diperlukanlah bantuan software-software. Sekarang ini banyak sekali software yang digunakan untuk melakukan analisis ARIMA seperti SPSS, EViews dan Minitab.
3. Cek Diagnostik
Setelah menduga parameter, langkah selajutnya adalah menguji model apakah modelnya sudah baik untuk digunakan. Untuk melihat model yang baik bisa dilihat dari residualnya. Jika residualnya white noise, maka modelnya dapat dikatakan baik dan sebaliknya.
Salah satu cara untuk melihat white noise dapat diuji melalui korelogram ACF dan PACF dari residual. Bila ACF dan PACF tidak signifikan, ini mengindikasikan residual white noise artinya modelnya sudah cocok.
Selain itu dapat dilakukan dengan test Ljung- Box untuk mengetahui white noisenya. Apabila hipotesis awalnya diterima maka residual memenuhi syarat white noise. Sebaliknya jika hipotesis awalnya ditolak maka residual tidak white noise. Statistik uji Ljung-Box sebagai berikut:
4. Forecasting
Setelah ketiga tahap itu dilewati maka dapat dilakukan peramalan. Peramlan ini sesungguhnya merupakan penjabaran dari persamaan berdasarkan koefisien-koefisien yang didapat, sehingga kita dapat menetukan kondisi di masa yang akan datang.
refrensi:
Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman. ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan. 2006.
Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. IPB. Model Box jenkins ARIMA 2006.
contoh pekerjaan arima dg spss gimana ya?? ada tugas ni dengan data debit hujan atw data cuah hujan nya... need help ASAP... makasih
ReplyDeleteoh iya gan blum. nanti sy buatkn. mungkn butuh waktu 24 jam dari sekarang. gpp kn.
DeleteArtikelnya keren-keren mas, sangat membantu :)
ReplyDeleteMakasiih mbak. mudah2 bisa jadi lebih baik lg.
Deleteijin buat nambah referensi materi ARIMA ya mas (buat catetan pribadi) :)
ReplyDeletemakasih sebelumnya.. :)
Siap gan. Mudah2an bermanfaat.
Deletebagaimana cara menstasionerkan data trend ke stasioner di minitab? terimakasih
ReplyDeletemohon bantuannya
di difrerenkan saja mba
Deletemakasih mas materinya sangat bagus dan membantu... saya ingin menanyakan bagaimana menentukan ordo MA (q),sy menggunakan SPSS
ReplyDeletekalau pakai M.Excel bisa gak ya?
ReplyDeletemas, kapan ni posting contoh pengerjaan ARIMA nya mas, d tggu ya mas, :)
ReplyDeleteSangat bermanfaat semua materi dalam blog nya, mudah dipahami, sangat membantu saya yg sedang mendalami ARIMA. :)
ReplyDeleteKalau menggunakan mode auto : Expert Modeler (ARIMA only) pada SPSS itu akurat dapat model terbaik ga mas?
terus kalau di EViews ada mode auto seperti itu tidak?
cara identifikasi model arima gimana sih gan.. saya udah mudeng,, cari sana sini nggak ada yang benar benar bisa jelasin...
ReplyDeletetolong bantuannya gan... kalau bisa email saya gan...
misno992@gmail.com
Terima kasih Mas affordable buat pemula seperti saya ini ^_^
ReplyDeleteterimakasi infonya kak, sangat bermanfaat untuk sya. kalo boleh tanya apa boleh saya meminta alamat emailnya? ada yang ingin saya tanyakan mengenai model arima ini. terimakasi
ReplyDeleteass, kak saya sekarang sementara mau nyusun proposal penelitian, menggunakan metode box jenkins, tetapi ada yang belum saya pahami, boleh minta emailnya kak ?
ReplyDeleteTerima jasa utk analisa data dengan arima?
ReplyDelete